Breaking News
Loading...

Opini

News

Video

Recent Post

Minggu, 10 Juli 2016
Kapolda Metro Jaya Adakan Bukber dengan Pimpinan Ormas Islam

Kapolda Metro Jaya Adakan Bukber dengan Pimpinan Ormas Islam

FPI Online –Jakarta, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mugiharto melaksanakan buka puasa bersama dengan sejumlah pimpinan ormas Islam di restoran Sinbad Jakarta, Selasa (28/6/2016).
Para pimpinan ormas Islam itu antara lain, Pimpinan Perguruan As Syafiiyah KH Abdul Rasyid Abdullah Syafiie, Ketua Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) KH Fachrurrozy Ishak, Imam Besar FPI Jakarta Habib Muchsin bin Zaid, Sekum FPI Munarman, Pimpinan Forum Betawi Bersatu Endang Supardi, Ketua Gerakan Islam Reformis (Garis) Jakarta Adang, Pimred Suara Islam Aru Syeif Asadullah, Aktivis FUI Ustaz Bernard Abdul Jakbar, dan Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath.
Dalam kesempatan itu, Kapolda menyampaikan bahwa Polda Metro Jaya siap dengan operasi Ramadaniyah untuk pengamanan Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, ia juga menyampaikan masalah tawuran yang marak belakangan ini.
Terkait hal tersebut, Sekjen FUI KH Muhammad al Khaththath mengusulkan agar dibuat program bersama antara Polda dengan ormas-ormas Islam untuk menanggulangi tawuran. Misalnya dibuat program Satgas Pengawal Akhlak Bangsa.
Selain itu, Sekretaris Umum FPI Munarman mengusulkan agar Polsek membuat program kegiatan yang mengaktifkan anak-anak muda, misalnya olah raga, supaya energi mereka tersalurkan. Selain itu ia mengusulkan agar Sistem Pelayanan Kepolisian (SPK) ditertibkan.
"Jika SPK ditingkatkan, kinerjanya membuat masyarakat puas, maka kepercayaan kepada kepolisian akan meningkat," ujarnya.
Sumber : Suaraislam.com/adhila
MENGAPA MASYARAKAT HANCUR ?

MENGAPA MASYARAKAT HANCUR ?

Ketika bangsa Cina ingin hidup tenang, mereka membangun tembok Cina yang sangat besar. Mereka berkeyakinan tidak akan ada orang yang sanggup menerobosnya karena tinggi sekali.
Akan tetapi 100 tahun pertama setelah tembok selesai dibangun, Cina terlibat tiga kali perperangan besar. Pada setiap kali perperangan itu, pasukan musuh tidak menghancurkan tembok atau memanjatnya, tapi cukup dengan menyogok penjaga pintu gerbang.
Cina di zaman itu terlalu sibuk dengan pembangunan tembok, tapi mereka lupa membangun manusia. Membangun manusia seharusnya dilakukan sebelum membangun apapun. Dan itulah yang dibutuhkan oleh semua bangsa.
Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa apabila ingin menghancurkan peradaban sebuah bangsa, ada tiga cara untuk melakukannya, yaitu:
1. Hancurkan tatanan keluarga
2. Hancurkan pendidikan
3. Hancurkan keteladanan dari para tokoh dan ulama.
Untuk menghancurkan keluarga caranya dengan mengikis peranan ibu-ibu agar sibuk dengan dunia luar, menyerahkan urusan rumah tangga kepada pembantu. Para ibu akan lebih bangga menjadi wanita karir ketimbang ibu rumah tangga dengan dalih hak asasi dan emansipasi.
Kedua, pendidikan bisa dihancurkan dengan cara mengabaikan peran guru. Kurangi penghargaan terhadap mereka, alihkan perhatian mereka sebagai pendidik dengan berbagai macam kewajiban administratif, dengan tujuan materi semata, hingga mereka abai terhadap fungsi utama sebagai pendidik, sehingga semua siswa meremehkannya.
Ketiga, untuk menghancurkan keteladanan para tokoh masyarakat dan ulama adalah dengan cara melibatkan mereka ke dalam politik praktis yang berorientasi materi dan jabatan semata, hingga tidak ada lagi orang pintar yang patut dipercayai. Tidak ada orang yang mendengarkan perkataannya, apalagi meneladani perbuatannya.
Apabila ibu rumah tangga sudah hilang, para guru yang ikhlas lenyap dan para ulama dan tokoh panutan sudah sirna, maka siapa lagi yang akan mendidik generasi dengan nilai-nilai luhur?
Itulah awal kehancuran yang sesungguhnya. Saat itulah kehancuran bangsa akan terjadi, sekalipun tubuhnya dibungkus oleh pakaian mewah, bangunan fisik yang megah, dan dibawa dengan kendaraan yang mewah. Semuanya tak akan berarti apa apa, rapuh dan lemah tanpa jiwa yang tangguh.
Di adaptasi dari tulisan Jarred Diamond, penulis yg memperoleh penghargaan pulitzer. Dalam sebuah pidatonya Jarred pernah mengatakan bahwa negara seperti: Indonesia, Columbia dan Philipina, merupakan beberapa peradaban yang sebentar lagi akan punah.

Videonya Jared Diamond https://www.ted.com/…/jared_diamond_on_why_societies_collap…#

Red : Abdullah / FPI Online
FPI Aceh Santuni Muslim Rohingya

FPI Aceh Santuni Muslim Rohingya

FPI Online - LHOKSEUMAWE, Front Pembela Islam (FPI) prihatin melihat kondisi Imigran Myanmar etnis Muslim Rohingya yang kini masih menempati barak shelter kompleks ICS Desa Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara.
 
 
 
Meski kondisi muslim Rohingya dalam keadaan sehat, namun menurut amatan Ketua FPI Aceh, Tgk Muslim AT Thahiry, imigran ini minim bantuan dari sejumlah pihak maupun kalangan masyarakat. Oleh karena itu ia bersama para muridnya turun ke Shelter Blang Adoe untuk menyantuni para muslim Rohingya.
“Kondisinya sehat, tapi menyedihkan karena bantuan minim. Tidak seperti pertama kali mereka terdampar di Aceh tahun lalu, yang mana waktu itu entah darimana saja dan dari berbagai negara menyalurkan bantuan, kini tidak lagi begitu,” ucap Abi Muslim dengan prihatin, Selasa (28/6).
Pihaknya kemarin menyantuni muslim Rohingya berupa uang tunai, hal itu sebagai bentuk peduli dan keprihatinan FPI Aceh terhadap saudara semuslim dengan imigran tersebut. Abi Muslim sangat berharap kepada kaum muslimin dan muslimat untuk jangan melupakan nasib para Rohingya.
“Jangan lupakan nasib mereka walaupun berbagai berita miring pernah memberitakan mereka. Tapi ketahuilah bahwa itu ada yang sengaja membuat agar etnis Rohingya tidak baik, sehingga kasih sayang Aceh terhadap mereka hilang,” harap Abi.
Meski bagaimana pun, sambung Abi, pihaknya mengajak kepada semua pihak untuk terus peduli terhadap muslim Rohingya di Aceh Utara apalagi menjelang Idul Fitri mendatang.
“Mari kita peduli kepada mereka, saudara kita itu sudah lama hidup di bawah tekanan penjajahan, akibatnya mereka kurang pendidikan karena tidak bisa sekolah dan mengaji, maka mari kita peduli,” ucap Abi mengajak.
Tahun lalu, FPI Aceh juga menyalurkan sejumlah bantuan kepada muslim Rohingya hingga beberapa kali. Bahkan, pihaknya sempat menggelar rapat seminar dengan NGO dari negara asing untuk membahas penderitaan yang dialami imigran tersebut. Dalam seminar itu, FPI Aceh mendesak pihak PBB lewat pemerintah masing-masing untuk agar status kewarganegaraan muslim Rohingya diakui Pemerintah Myanmar.

Red : Abdullah
Copyright © 2013 FPI Tamsel All Right Reserved